Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pembuatan Pakan Ikan (Pelet) Dari Bahan Baku Lokal Yang Telah Difermentasi
Keywords:
pellet, bahan-baku-lokal, fermentasiAbstract
Kegiatan perikanan budidaya adalah aktifitas untuk memproduksi biomasaa ikan yang dilihat dari pertumbuhan panjang dan beratnya, baik dihitung dalam satuan kg maupun satuan ekor. Biaya yang paling besar dalam memproduksi biomasaa ikan adalah pakan ikan, dimana makanan yang dimakan ikan akan dikonversi dari berat makanan menjadi pertumbuhan yaitu pertambahan panjang, berat dan jumlah individu yang hidup. Usaha perikanan budidaya saat ini mengalami penurunan keuntungan karena harga pakan buatan yang dijual pada toko-toko penyedia pakan terus mengalami kenaikan, oleh karena itu pakan alternatif sangat diperlukan untuk dapat menekan biaya produksi dalam kegiatan budidayanya. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Mina Anakan Jepun” di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng melakukan kegiatan membudidayakan beberapa jenis ikan yaitu ikan nila, gurami, karper dan udang, terutama untuk memproduksi benih. Hasil kerjasama dalam penelitian kaji terap dengan unwar sebagai mitra bersedia menerapkan teknologi tepat guna untuk memproduksi pakan alternatif berupa pakan buatan dari bahan baku lokal. Mengingat kondisi pasar akan benih ikan air tawar khususnya benih ikan nila di Bali sampai saat masih banyak permintaan, terutama benih-benih yang sudah mencapai ukuran yang dibesarkan sudah terbiasa memakan pakan buatan (pelet), oleh karena itu mitra sangat mengharapkan adanya teknologi tepat guna (TTG) untuk membuat pakan buatan yang menggunakan bahan-bahan yang terdapat secara lokal disekitar usaha budidaya. Pembuatan pakan berbahan baku lokal memerlukan proses fermentasi dan formula yang tepat agar dapat memenuhi kebutuhan hidup ikan yang dibudidayakan yang dilakukan oleh mitra. Permasalahan yang dialami oleh kelompok mitra ini adalah (a) Mitra mengalami kerugian menggunakan pakan ikan yang dibeli dari toko pakan ikan karena harga pakan selalu meningkat; (b) Mitra belum mengetahui bahan-bahan lokal dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan (pelet) sebagai pengganti pakan dari pasaran; (c) Mitra belum mengetahui cara pembuatan pakan ikan (pelet) yang masih memiliki nutrisi tinggi, oleh karena itu mitra perlu diberikan tentang bahan-bahan lokal yang dapat digunakan sebagai pakan ikan; pelatihan dan praktek pembuatan pakan ikan (pelet) yang menggunakan bahan baku lokal yang telah difermentasi. Akhir program didapatkan bahwa, mitra dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman anggota bahan-bahan lokal yang dapat digunakan sebagi bahan baku dalam pembuatan pakan ikan (pelet) mencapai 90%; mitra mampu memilih bahan baku lokal, pembuatan ikan (pelet) dan membuat formulasi pakan yang baik dan benar mencapai 90 %; dan pendapatan mitra dapat mencapai 80% akibat dari pengurangan biaya pakan ikan (pelet) yang dibeli dari pasaran. Solusi yang ditawarkan kepada kelompok mitra adalah (a) membuat oven yang menggunakan bahan bakar kayu atau sisa-sisa ranting dari bahan-bahan baku lokal yang berasal dari tumbuhan, (b) anggota dapat mengolah bahan-bahan baku lokal dan limbah menjadi tepung dan dapat dijual kepada kelompok atau pemilik pencetak pelet, (c) anggota dapat mengadakan pencetak pelet manual (tanpa mesin) dengan harga yang murah, (d) produk pelet yang dihasilkan anggota mitra agar dapat dikemas supaya memiliki daya simpan lebih lama, (e) anggota yang serius memproduksi pelet fermentasi agar diberikan merek produk dengan pembinaan pemerintah agar dapat dipasarkan lebih luas.